Selamat datang di blog saya. Kali ini saya akan membahas “
Self Directed Chance “. Seperti yang kita ketahui semua manusia ingin bertindak
bebas, bahkan kalo bisa sebebas – bebas mungkin tetapi nyatanya di kebebasan
kitas masi ada kebebasan orang lain jadi kebebasan yang dimaksud tidak lah
sebebas – bebasnya. Sebagian orang memiliki sifat kebiasaan yang buruk yang
dianggap sebagian orang itu tidak lah pantas dilakukan atau bahkan tidak dapat
diterima. Oleh sebab itu mari kita mempelajari self directed chance.
Self directed chance itu memiliki tujuan merubah perilaku
seseorang dari awalnya A menjadi ke B. atau dapat dikatakan melakukan perubahan
perilaku dari yang sebelumnya. Proses self directed chance dibutuhkan seseorang
dalam mengubah perilakunya. Berikut tahap – tahap dalam melakukan self directed
chance.
Meningkatkan
Kontrol Diri
Hurlock mengatakan “ Kontrol diri berkaitan dengan bagaimana
individu –individu mengendalikan emosi serta dorongan – dorongan dalam
dirinya.“ Kontrol sosial itu sendiri adalah individu – individu sebagai
pengaturan proses – proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang. Dengan
kontrol diri seseorang dapat memberikan penjelasan tentang penggambaran diri
baik yang positif maupun yang negatif . Biasanya Individu dalam melakukan
proses pengontrolan perilaku melibatkan hal – hal sebagai berikut : Sengaja
dalam pemilihan, beberapa pilihan yang bertentangan (Memiliki keistimewaan
masing – masing tetapi harus memilih salah 1), Memanipulasi Stimulus (Membuat sesuatu
yang tidak dapat dilakukan menjadi bisa dengan memanipulasi stimulus).
Menetapkan Tujuan
Tentukan targetmu dalam pemilihan kebiasaan yang baru.
Maksudnya kita harus menentukan tujuan hidup kita mau dibawa kemana. Contohnya
seorang perokok aktiv berusaha stop merokok nah tujuannya adalah berhenti
merokok.
Pencatatatn
Perilaku
Pegang catatan target dalam jangka waktu sebelumnya.
maksudnya kita harus mengetahui data – data spesifik tentang jumlah / kualitas catatatn
kegiatan yang ingin diubah. Contoh Sang perokok biasanya sehari menghabiskan 5
bungkus rokok dan seminggu menghabiskan 35 bungkus rokok.
Menyaring
Anteseden Perilaku
Hindari dari hal – hal yang bisa membuat penjermusan /
kegagalan dalam pencapaian target. Maksudnya kita harus membatasi perilaku yang
dapat menguntungkan atau merugikan dalam tercapainya suatu tujuan. Kita harus
menunjukan sebuah perubahan walau itu perlahan. Contoh Sang perokok yang
dulunya sehari 5 bungkus perlahan menurun menjadi 3 bungkus dan terus menurun
menjadi beberapa batang.
Menyusun
Konsekuensi Yang Efektif
Melakukan hal – hal yang bermanfaat untuk penguatan
tercapainya target. Maksudnya adalah dengan melakukan aktivitas yang dapat
mengalihkan kita untuk gagal dalam mencapai target. Contoh jika sang perokok
mulai gelisah dan ingin merokok, dia bisa melampiaskan kegelisahannya pada
suatu hal atau mencari kesibukan lain seperti ngemil atau makan permen.
Menerapkan Pencana
Intervensi
Aplikasikan rencanamu dalam pencapaian target kira – kira
berapa lama. Kita harus merencanakan agar perilaku kita menjadi lebih baik
bukan sebaliknya. Contoh sang perokok menargetkan 5 bulan stop rokok. 1 bulan
pertama dari 35 bungkus perhari menjadi 21 bungkus perhari dan terus menurun
sampai tinggal beberapa batang dan akhirnya stop. Dalam pencapaian targetnya
sang perokok berusaha mengurangi jatah konsumsi rokoknya dan berusaha
melampiaskan kegelisahannya dengan melakukan aktivitas lain. Karena sang
perokok ingin merubah kebiasaanya.
Evaluasi
Harus ada penilaian apakah proses yang sudah dilakukan
menjadi lebih baik / tidak. Jika tidak maka harus terus mengulangnya agar
tujuan yang dimaksud dapat tercapai.
Daftarpustaka :
1. Goleman Daniel.2004.Primal Leadership Kepemimpinan Berdasarkan
Kecerdasan Emosi.Gramedia
2. R. Miller
William, Ellen Carolina, Rhodes John M.The Psychology Chance.
3. Gibbons
Maurice.2002.The Self-Directed Learning
Handbook
0 komentar:
Posting Komentar