Archives

0

Motivasi Menuju Kesempurnaan

davit sasmita Jumat, 15 Juni 2012

        Seperti yang kita ketahui kesempurnaan hanya milik Tuhan dan manusia berusaha menutupi kekurangan untuk menjadi sempurna. Saya sempat melihat di beberapa film dokumenter mengenai kisah orang – orang yang dengan keterbatasan dan kekurangannya bisa melakukan hal – hal yang dianggap orang lain sungguh menkajubkan. Saya menyadari tidak semua orang dilahirkan dengan sempurna, tetapi setiap orang di Dunia memiliki spirit, dan mimpi. Hamper semua orang memiliki tujuan hidup / mimpi tapi pertanyaanya apakah mereka mampu menggapai itu semua?
        Di kelas saat pelajaran softskill saya sempat kagum akan semangat orang yang dengan kekurangannya mampu meraih mimpi yang saya tau itu sulit. Sesulit apapun / sesusah apapun caranya agar mimpi kita tercapai asal kita memiliki tekad, tujuan, dan semangat pasti akan tercapai. Kesuksesan tidak melihat awal tapi proses dan akhir. Sebagai contoh kisah seorang anak laki – laki yang berasal dari korea mengikuti contest pencarian bakat. Anak tersebut berasal dari kondisi ekonomi yang memprihatinkan dan hidup tidak jelas atau bisa disebut tuna wisma tetapi dia memiliki spirit / semangat yang kuat yang tidak dimiliki orang lain, dia mampu menunjukan kebolehan yang dia punya dan memberikan yang terbaik dari yang dia miliki untuk meraih mimpinya. Dari kisah itu kita dapat menarik hikmah bahwa untuk meraih kesuksesan tidak harus dari orang yang berekonomi cukup / memilki fisik yang sempurna. asalkan ada semangat, mimpi dan tekad maka itu bisa tercapai.
       Ada kisah lain, dimana seorang nenek yang berusaha mengikuti contest pencarian bakat . Nenek ini mengikuti contest dan berhasil membuat salah 1 juri standing applause. Dari kisah ini saya menarik hikmah bahwa untuk menuju kesuksesan tidak melihat umur. Kapan kita sukses atau kapan kita meraih mimpi kita karena kesuksessan kita dapat tercapai jika kita memiliki ketekunan. Seseorang yang tekun dalam melakukan sesuatu kegiatan yang sedang dia geluti pasti suatu saat akan mencapai titik yang dia inginkan.
      So never say give up. Banyak orang yang kurang diantara kita baik itu segi ekonomi maupun fisik tapi mereka bisa meraih mimpi – mimpinya asalkan kita memiliki mimpi, spirit, tekad dan tekun. Itu kunci menuju kesuksesan dalam meraih mimpi – mimpi kita.
0

Self Directed Chance

davit sasmita Sabtu, 21 April 2012

Selamat datang di blog saya. Kali ini saya akan membahas “ Self Directed Chance “. Seperti yang kita ketahui semua manusia ingin bertindak bebas, bahkan kalo bisa sebebas – bebas mungkin tetapi nyatanya di kebebasan kitas masi ada kebebasan orang lain jadi kebebasan yang dimaksud tidak lah sebebas – bebasnya. Sebagian orang memiliki sifat kebiasaan yang buruk yang dianggap sebagian orang itu tidak lah pantas dilakukan atau bahkan tidak dapat diterima. Oleh sebab itu mari kita mempelajari self directed chance.

Self directed chance itu memiliki tujuan merubah perilaku seseorang dari awalnya A menjadi ke B. atau dapat dikatakan melakukan perubahan perilaku dari yang sebelumnya. Proses self directed chance dibutuhkan seseorang dalam mengubah perilakunya. Berikut tahap – tahap dalam melakukan self directed chance.

Meningkatkan Kontrol Diri

Hurlock mengatakan “ Kontrol diri berkaitan dengan bagaimana individu –individu mengendalikan emosi serta dorongan – dorongan dalam dirinya.“ Kontrol sosial itu sendiri adalah individu – individu sebagai pengaturan proses – proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang. Dengan kontrol diri seseorang dapat memberikan penjelasan tentang penggambaran diri baik yang positif maupun yang negatif . Biasanya Individu dalam melakukan proses pengontrolan perilaku melibatkan hal – hal sebagai berikut : Sengaja dalam pemilihan, beberapa pilihan yang bertentangan (Memiliki keistimewaan masing – masing tetapi harus memilih salah 1), Memanipulasi Stimulus (Membuat sesuatu yang tidak dapat dilakukan menjadi bisa dengan memanipulasi stimulus).

Menetapkan Tujuan

Tentukan targetmu dalam pemilihan kebiasaan yang baru. Maksudnya kita harus menentukan tujuan hidup kita mau dibawa kemana. Contohnya seorang perokok aktiv berusaha stop merokok nah tujuannya adalah berhenti merokok.

Pencatatatn Perilaku

Pegang catatan target dalam jangka waktu sebelumnya. maksudnya kita harus mengetahui data – data spesifik tentang jumlah / kualitas catatatn kegiatan yang ingin diubah. Contoh Sang perokok biasanya sehari menghabiskan 5 bungkus rokok dan seminggu menghabiskan 35 bungkus rokok.

Menyaring Anteseden Perilaku

Hindari dari hal – hal yang bisa membuat penjermusan / kegagalan dalam pencapaian target. Maksudnya kita harus membatasi perilaku yang dapat menguntungkan atau merugikan dalam tercapainya suatu tujuan. Kita harus menunjukan sebuah perubahan walau itu perlahan. Contoh Sang perokok yang dulunya sehari 5 bungkus perlahan menurun menjadi 3 bungkus dan terus menurun menjadi beberapa batang.

Menyusun Konsekuensi Yang Efektif

Melakukan hal – hal yang bermanfaat untuk penguatan tercapainya target. Maksudnya adalah dengan melakukan aktivitas yang dapat mengalihkan kita untuk gagal dalam mencapai target. Contoh jika sang perokok mulai gelisah dan ingin merokok, dia bisa melampiaskan kegelisahannya pada suatu hal atau mencari kesibukan lain seperti ngemil atau makan permen.

Menerapkan Pencana Intervensi

Aplikasikan rencanamu dalam pencapaian target kira – kira berapa lama. Kita harus merencanakan agar perilaku kita menjadi lebih baik bukan sebaliknya. Contoh sang perokok menargetkan 5 bulan stop rokok. 1 bulan pertama dari 35 bungkus perhari menjadi 21 bungkus perhari dan terus menurun sampai tinggal beberapa batang dan akhirnya stop. Dalam pencapaian targetnya sang perokok berusaha mengurangi jatah konsumsi rokoknya dan berusaha melampiaskan kegelisahannya dengan melakukan aktivitas lain. Karena sang perokok ingin merubah kebiasaanya.

Evaluasi

Harus ada penilaian apakah proses yang sudah dilakukan menjadi lebih baik / tidak. Jika tidak maka harus terus mengulangnya agar tujuan yang dimaksud dapat tercapai.

Daftarpustaka :

1.         Goleman Daniel.2004.Primal Leadership Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Emosi.Gramedia
2.         R. Miller William, Ellen Carolina, Rhodes John M.The Psychology Chance.
3.         Gibbons Maurice.2002.The Self-Directed Learning Handbook
0

Aspek Perkembangan

davit sasmita Kamis, 05 April 2012

Selamat datang di blog saya. Kali ini saya akan membahas tentang aspek perkembangan. Perkembangan manusia dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu phsycal, cognitive, dan psycosocial. Manusia merupakan keutuhan / totalitas sehingga ditemui berkaitan erat dengan aspek fisik, motorik, mental, emosional dan sosial.

Perkembangan merupakan rangkaian perubahan progresif yang teratur dan berkesinambungan. Perkembangan dimulai dari hal yang kasar ke yang halus, dari yang sederhana ke yang kompleks. Perkembangan memiliki ciri tertentu yang sesuai yang menggambarkan suatu fase namun tidak sesuai dengan prilaku lainnya. Yang menyebabkan perkembangan dapat terjadi adalah faktor belajar dan kematanagn.

Manfaat psikologi perkembangan :

  1. memahami sifat khas manusia sesuai dengan tingkat usia dan perkembangan.
  2. dapat memberikan perilaku yang sesuai
  3. membantu seseorang mencapai kedewasaan.

Faktor yang mempengaruhi perkembangan adalah :

  1. Hereditas : Faktor keturunan. Contohnya tes DNA.
  2. Lingkungan
  3. Kematangan fungsi organ dan psikis
  4. individu sebagai subyek yang berkemauan : Perkembangan.

Konsep dasar perkembangan dibagi menjadi 2 yaitu :

  1. Change
    1. Perubahan yang dalam jumlah. Contoh : Berat badan, tinggi badan.
    2. Perubahan dalam bentuk struktur / organisasi. Contoh : Pemahaman kata, komunikasi verbal.
  2. Stability

Perilaku / kepribadian yang konstan terjadi.

Hal – hal yang mempengaruhi perkembangan

  1. Normatif

Pendekatan yang terjadi pada orang banyak.

Contoh : naturational events, social events.

  1. Non Normative

Kejadian yang dapat berpengaruh besar pada kehidupan seseorang

Contoh : a typical time of life

  1. Critical

Periode waktu yang spesifik, yang dapat berpengaruh besar pada perkembangan

  1. Sensitive

Periode waktu dalam perkembangan dimana seseorang dapat dengan mudah menyerap pengalaman dari luar.

Contoh : Anak kecil mendengar lagu dan hafal liriknya dengan cepat.

Demikian lah isi blog saya kali ini semoga bermanfaat. Terima kasih..

0

Kepribadian

davit sasmita

Selamat datang di blog saya kali ini saya akan membahas tentang jenis – jenis kepribadian. Sering kali kita dalam test kepribadian mendengar kata Melankolis, Sanguinis, Koleris, dan Plegmatis. Dalam dunia psikologi tidak asing lagi akan kata Melankolis, Sanguinis, Koleris, dan Plegmatis. Masing – masing memiliki ciri yang berbeda. Lalu apakah ciri – ciri itu?

Sanguinis

Seseorang yang memiliki sifat sanguinis cenderung suka berbicara, pendengar yang baik, antusias, ceria, mudah berubah, tulus, menyukai hal – hal yang spontan, mudah memaafkan, dan senang di puji. Namun mereka cenderung mudah terpengaruh, ingatan lemah, talk more do less, mudah berubah – ubah dalam berpikir, dan sering ikut campur urusan orang lain.

Melankolis

Seseorang yang memiliki sifat melankolis cenderung serius, kreatif, sensitif, perfeksionis, peduli akan orang lain, dan berhati – hati dalam bergaul. Namun mereka cenderung negatif thinking, mudah merasa bersalah, hidup berdasarkan definisi, sulit bergaul, dan kritikus.

Koleris

Seseorang yang memiliki sifat koleris cenderung memiliki sifat pemimpin, cinta akan perubahan, mandiri, dan pandai dalam hal berorganisasi (team work). Namun mereka cenderung tidak sabar, kaku, sulit meminta maaf, dan penuntut

Plegmatis

Seseorang yang memiliki sifat plegmatis cenderung memiliki sifat sabar, mudah bergaul, rasa humor tinggi, dan peduli sesama. Namun mereka cenderung pemalu, kurang motivasi diri, dan menunda masalah.

Demikian lah isi blog saya kali ini semoga bermanfaat.

0

Tips Sehat Bermain Game

davit sasmita

Selamat datang di blog saya. Kali ini saya akan memberikan tips sehat untuk para gamers sejati. Seperti yang kita ketahui game sudah tidak asing lageh di telinga kita, hampir semua kalangan bermain game baik yang muda maupun yang tua. Tapi bermain game yang terlalu lama itu tidak baik untuk kesehatan. Mata akan berkunang 0 kunang dan pusing setelah bermain game dalam jangka waktu yang lama. Tentu para gamers tidak ingin hal tersebut terjadi. Oleh sebab itu ada tips – tips sehat dalam bermain game khususnya game yang memaksa kita untuk menatap layar kaca secara terus menerus.

Tips tersebut adalah :

  1. Waktu Ideal Bermain

Jangan bermain game terlalu lama. Kita tahu segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik ap lageh sampai begadang demi bermain game. Jadi usahakan maximal bermain game cukup 2 jam setelah itu diwajibkan untuk istirahat min 15 menit dengan melihat objek – objek yang fresh dan berwarna hijau seperti pohon tumbuhan.

  1. Jarak Pandang

Mungkin karena terlalu seru bermain kita lupa akan yang 1 ini. Jarak pandang itu penting dalam bermain game. Tidak mau kahn gara – gara bermain game kita jadi harus berurusan dengan mata minus. Oleh karena itu kita harus memperhatikan jarak pandang kita. Minimal 30 cm dari layar komputer dan usahakan chaya yang di atur tidak terlalu terang.

  1. Ingat Kewajiban Lain

Yang 1 ini pasti banyak para gamers yang melanggar. Karena keasikan bermain jadi lupa segalanya. Inget loh kalo kita masi memiliki kewajiban lain yang lebih penting ketimbang me-refresh otak terus dengan game. Jangan jadi alesan kewajiban kita terbengkalai gara – gara game.

  1. Jangan Boros

Nah kalo yang ini biasanya hinggap di gamers sejati. Mereka rela menghabiskan banyak uang demi hoby mereka yakni game. Jangan sia – siakan uang anda. Lebih baik di tabung ketimbang di buang – buang buat beli vocer atau item yang gunanya hanya di game semata. Dari pada beli vocer buat beli item tidak jelas mending beli vocer buat telpunan sama pacar hehehehehehe.. :p

  1. Jangan Main Game Sendirian

Nah ini penting banget. Perlu orang lain bermain bersama biar lebih seru karena ada interaksi dan sosialisasi. Tidak mau kahn kita dibilang autis karena keasikan sendiri dengan game yang sedang kita mainkan. Apa lagi kalo orang tua kita super duper bawel marah – marah terus kerjaanya, mending ajak aja bermain bersama siapa tau tambah seru. (Awas Playstationnya ntar disabotase orang tua karena sudah tercemar virus game…!!!)

  1. Jangan Bermain Game Yang Memicu Emosi

Tujuan kita bermain kan untuk mencari kesenangan jadi buat apa cari game yang memancing emosi? Sudah stress jangan bikin tambah stress dan emosi lagi ntar jadinya malah tambah kronis. Masi banyak loh kaset game yang tidak memancing emosi contohnya Harvestmoon, Ayo dance dan lain – lain. Tujuannya agar jangan gara – gara kita terpancing emosi console game qta juga kena imbasnya kan sayang ud beli mahal – mahal tau – tau alamat nangkring di pojokan gara – gara rusak :( .

  1. Cari Game Yang Bermanfaat

Nah kalo yang ini ibarat sambil nyelem minum aer. Cari game jangan yang asal – asalan aja tapi yang mendidik juga dong. Banyak loh game yang kita kira hanya game yang gitu – gitu aja padahal gunanya mantep banget. Contohnya Tetris, penelitian mengatakan bermain tetris bisa mengurangi kenangan buruk dan bisa tingkatkan efisiensi otak. Makanya cari game jangan asal – asalan jangan cuman sebagai alat buang waktu saja. Cari yang seru yang bisa bikin stress hilang tapi bermanfaat juga buat hal yang lain.

Demikian lah isi blog saya kali ini semoga bermanfaat untuk para gamers sejati.. Salam Gamers :)

Daftar pustaka :

http://onthespot7langka.blogspot.com/2012/04/7-tips-sehat-main-game.html

1

Kepribadian yang Berkembang Menurut Beberapa Ahli

davit sasmita Kamis, 22 Maret 2012

TULISAN

Teori Psikoanalisis Menurut Sigmund Freud

Menurut psikoanalisis Sigmund Freud perkembangan kepribadian seseorang dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu:

1. Id.

Keinginin yang selalu ingin dipuaskan. Lebih cenderung kepada hawa nafsu.

2. Ego.

Menyaring dan memenuhi kebutuhan Id berasalkan hal yang realistis.

3. Super Ego.

Berfungsi sebagai penilaian benar / salah atas tindakan yang telah dilakukan.

Adapun Sigmund Freud menjelaskan tentang mekanisme pertahanan yaitu: Represi, Reaction Formation, Projection, Displacement Rationalisation, Supression, Sublimation, Compensation, Regression.

Fase Perkembangan Sigmund Freud dibagi menjadi 5 Tahap yaitu :

1. Oral.

Fase ini terjadi pada anak berusia 0 – 1tahun. Pada fase ini seseorang lebih mendapatkan kenikmatan pada area mulutnya.

2. Anal

Fase ini terjadi pada anak berusia 1- 3 tahun. Pada fase ini seseorang lebih mendapatkan kenikmatan pada area anus /duburnya.

3. Falik

Fase ini terjadi pada anak berusia 3- 5 tahun. Pada fase ini seseorang lebih mendapatkan kenikmatan pada alat kelaminnya.

4. Laten

Fase ini terjadi pada anak berusia 5 – 12 tahun. Pada faseini seseorang sedang mengembangkan motorik dan kognitifnya.

5. Genital

Fase ini terjadi di>12 tahun dimana seseorang mendapat kepuasan pada alat kelaminnya.

Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang dinyatakan berkembang dengan baik berdasarkan teori Sigmund Freud jika memiliki / mengalami 5 fase tersebut dan jika tidak mengalami ke 5 fase tersebut seseorang bisa dikatakan mengalami gangguan.

Teori Psikoanalitik Menurut Erik Erickson

Berbeda dengan Freud yang menjelaskan bahwa tahap perkembangan seseorang dibagi menjadi 5 tahap, sedangkan Erickson menjaslkan bahwa perkembangan seseorang dipengaruhi oleh 8 tahap yaitu :

1. (Kepercayaan vs Kecurigaan)

Terjadi pada umur 0 – 1 tahun dimana anak menaruh kepercayaan pada orang yang dekat dan sering ditemuinya. Melakukan kecurigaan pada sesuatu yang asing baginya.

2. (Malu- malu vs Keraguan)

Terjadi pada umur 2 - 3 tahun dimana anak dapat melakukan sesuatu kegiatan yang dimana membutuhkan akan keberanian.

3. (Inisiatif vs Kesalahan)

Terjadi pada umur 3 - 6 tahun dimana anak memiliki perasaan untuk melakukan sesuatu, jika tidak didasari oleh suport yang cukup bisa menyebabkan rasa takut akan kesalahan.

4. (Kerajinan vs Inferioritas)

Terjadi pada umur 6 – 11 tahun dimana umur tersebut sedang aktiv dalam kegiatan – kegiatan yang kompleks seperti bersekolah sehingga dibutuhkan kerajinan.

5. (Identitas vs Kekacauan Identitas)

Terjadi pada umur 10 – 12 tahun dimana seseorang sudah mulai mencari identitas jati dirinya untuk bisa menentukan mau dibawa kearah mana hidupnya kelak.

6. (Keintiman vs Isolasi)

Terjadi pada umur 21 – 40 tahun dimana seseorang mencari pasangan hidup untuk menjalin hubungan yang lebih intim.

7. (Generativitas vs Stagnasi)

Terjadi pada umur 41 – 65 tahun dimana seseorang mulai berpikir apa yang bisa dia lakukan untuk masyarakat (mengisi waktu kehidupannya).

8. (Integritas vs Keputusan)

Terjadi pada umur >65 tahun dimana seseorang melihat hasil yang sudah dia lakukan di masa lampau.

Kepribadian Sehat

Kepribadian yang sehat adalah kondisi dimana kita mengatur untukmenerima dan memberikan stimulus – stimulus yang positif.

Daftar Pustaka:

  1. Harlock, Elizabeth B. 1992.Psikologi Perkembangan.Jakarta.Erlangga
  2. Sarwono,S.W.2002.Berkenalan Dengan Aliran – aliran dan Tokoh Psikologi.Jakarta.Bulan Bintang
1

Kesehatan Mental

davit sasmita

Selamat datang di blog saya. Kali ini saya akan membahas tentang kesehatan mental. Mungkin sudah tidak asing lagi di telinga anda akan kesehatan mental. Jika ditanya apa yg ada di benak pikiran anda tentang kesehatan mental pasti jawabannya tidak jauh – jauh dari orang gila. memank orang gila termasuk dalam kesehatan mental tapi tidak hanya itu saja. Oleh sebab itu sekarang saya sebagai penulis akan membahas sedikit lebih dalam mengenai kesehatan mental.

Kesehatan mental bisa kita artikan sebagai “Ilmu yang memperhatikan perawatan mental atau jiwa”. Seperti yang kita ketahui biasanya penyakit mental tidak jauh – jauh dari manusia jadi penulis menyimpulkan objek utama yang di teliti dalam kesehatan mental adalah manusia. Pokok yang menjadi objek penelitian kesehatan mental adalah penyesuaian diri (adjustment) dan kesehatan mental (mental health). Kesehatan mental sering kali tidak terditeksi karena mereka dalam kehidupan sehari – hari sering hidup bersama sehingga tingkah laku yang mengidentifikasikan gangguan mental, dianggap hal yang biasa. Menurut Alexander Schneiders, “Ilmu Kesehatan Mental adalah ilmu yang berkembang danmenerapkan sprangkat prinsip yang praktis dan bertujuan untuk mencapai dan memelihara kesejahteraan psikologis organisme manusia dan mencegah gangguan mental serta ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri”.

Konsep Sehat dan Dimensinya

Mungkin yang ada dalam benak pikir kita seseorang dikatakan sehat jika dia terbebas dari penyakit. Padahal WHO menjelaskan bahwa sehat itu keadaan utuh secara fisik, mental sosial dan spiritual. Kesehatan mental tidak hanya jiwa yang sehat berada dalam tubuh yang sehat, tetapi suatu keadaan yang berhubungan erat dengan eksistensi manusia. Seseorang dinyatakan sehat tidak hanya dilihat dari 1 sisi saja tetapi dari banyak dimensi. Dimensi sehat meliputi : Fisik, Emosi Intelektual, spiritual dan sosial.

Sejarah Kesehatan Mental

Bagi bidang kesehatan Barat dan timur, masing – masing memiliki pandangan akan kesehatan mental yang berbeda. Kesehatan barat lebih bersifat dualistik, dalam arti Tubuh manusia dapat didominasi oleh medis. Sedangkan kesehatan Timur lebih kepada holistik karena melihat kesehatan secara menyeluruh dan penanganan terhadap penyakit.

Pada Tahun < 1600 gangguan kesehatan mental dianggap bukan penyakit. Mereka mengira gangguan kesehatan mental disebabkan oleh roh jahat sehingga butuh bantuan dari dukun dengan kekuatan supranatural. Namun sebelum di abad ke 17 di Inggris orang yang mengalami gangguan kesehatan mental / orang gila bisa dimasukan ke dalam penjara karena di kategorikan sebagai penjahat / pelaku kriminal. Semenjak tahun 1724 gangguan kesehatan mental mulai dianggap sebagai sakit. Dilakukannya usaha untuk menolong para pasien sakit mental tetapi akhir abad itu dokter-dokter belum menemukan penyebab atau pencegahan, penyembuhan, atau perawatan yang efektif terhadap penyakit mental meskipun mereka telah mengklasifikasikan beribu-ribu macam kekalutan mental. Pada Tahun 1830 – 1860 di Inggris timbul optimisme dalam menangani pasien di rumah sakit jiwa dikarenakan berkembangnya teknik menangani orang sakit jiwa di rumah sakit jiwa.

Sakit mental dalam waktu ke waktu berbeda – beda dan terus berkembang serta berbeda pula dalam menangani individu yang terkena gangguan mental. Jika di Indian, orang yang mengalami gangguan mental dianggap tidak sakit dikarenakan kerasukan roh berbeda pula dengan yang di Inggris yang dianggap sebagai pelaku kriminal sehingga harus dimasukan ke penjara. Gangguan mental pernah dimaknai sebagai ketidak mampuan berpikir rasional. Di dunia medis beranggapan gangguan mental dianggap sakit dan berasal dari gangguan di otak.

Meskipun konsep kesehatan mental tidaklah jelas dan masih mengalami perkembangan tetapi ada standard yang mendasari bahwa seseorang bisa dikatakan sehat atau tidak. Dengan melalui pendekatan statistik, normatif, distres subjektif, peran / fungsional, dan pendekatan interpersonal.

Demikianlah isi blog saya kali ini semoga bermanfaat untuk kalian semua yang membaca tulisan saya kali ini.

Daftar pustaka:

  1. Rochman, Kholil Lur.2010.Kesehatan Mental.Yogyakarta.Fajar Media Press
  2. Semium, Yustinus.2006.Kesehatan Mental 2.Yogyakarta.Kanisius
  3. Siswanto.2007.kesehatan mental.Yogyakarta.Andi